Masih banyak ibu yang belum mengetahui bahwa ASI tak hanya memiliki manfaat jangka pendek, tapi juga jangka panjang untuk bayi. Menyusui pun sangat penting bagi kesehatan fisik dan mental ibu. Tak heran jika kampanye ASI eksklusif semakin gencar digalakkan di Indonesia. Simak manfaat ASI untuk bayi berikut ini.
● Melindungi bayi dari berbagai penyakit
Kolostrum, cairan pra-susu yang diproduksi ibu di tahap akhir kehamilan hingga beberapa hari pasca kelahiran, kaya akan senyawa imunoglobin A (IgA). Senyawa ini mampu membentuk lapisan pelindung di membran mukosa pada usus, hidung, dan tenggorokan bayi untuk melawan berbagai penyakit. IgA juga diproduksi secara spesifik sesuai respon tubuh ibu terhadap virus dan bakteri patogen tertentu sehingga sangat sesuai dengan kondisi bayi.
Ibu yang melahirkan secara prematur pun memproduksi ASI khusus yang cocok untuk sang bayi. Susu ini mengandung komposisi mirip dengan kolostrum yang dapat meningkatkan daya tahan tubuhnya, terutama pada 1 bulan pertama setelah melahirkan.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tingkat kejadian gangguan pernafasan bawah, virus perut, diare, infeksi telinga, dan meningitis lebih rendah pada bayi yang diberi ASI. Begitu pula dengan diabetes tipe 1, tipe 2, hipertensi, kolesterol tinggi, radang usus besar, dan kanker.
● Melindungi bayi dari alergi dan asma
Lapisan pelindung yang dibentuk IgA juga bermanfaat untuk mencegah reaksi alergi pada bayi. Tanpa lapisan tersebut, peradangan dapat terbentuk dan melemahkan dinding usus. Akibatnya, protein yang tak tercerna dapat menimbulkan alergi dan masalah kesehatan lainnya.
ASI juga lebih mudah dicerna oleh bayi dibandingkan susu formula karena mengandung enzim yang membantu proses pencernaan. Meski kandungan protein ASI lebih rendah daripada susu sapi, seluruh protein dalam ASI dapat dicerna oleh bayi. Sedangkan sekitar setengah protein dalam susu sapi akan terbuang dan berpotensi menimbulkan alergi. Bayi yang diberi susu formula pun berpotensi lebih tinggi untuk menderita alergi dan asma.
● Mencegah gangguan penglihatan
Studi di Bangladesh mengungkap bahwa ASI sangat penting bagi perkembangan visual anak. Pemberian ASI eksklusif dapat melindungi anak usia pra sekolah dari rabun ayam. Pasalnya, ASI merupakan sumber utama vitamin A dalam 24 bulan kehidupan anak sehingga diperlukan untuk mengoptimalkan penglihatannya. ASI juga memiliki antibiotik alami yang dapat melawan infeksi mata.
● Meningkatkan kecerdasan bayi
Banyak penelitian menunjukkan kaitan antara pemberian ASI dan perkembangan fungsi kognitif anak. Salah satunya, lebih dari 17 ribu bayi diikuti perkembangannya dari lahir hingga berusia 6,5 tahun. Bayi yang diberi ASI eksklusif dan masih disusui setelahnya memiliki peningkatan perkembangan kognitif yang lebih signifikan dilihat dari hasil tes IQ dan tes intelegensi lainnya.
Bayi prematur dengan berat badan sangat rendah yang segera disusui dengan ASI juga mengalami peningkatan perkembangan mental di usia 18 bulan dibandingkan bayi prematur lain. Hasil lebih tinggi mereka dapatkan dalam tes lanjutan di usia 30 bulan. Mereka pun cenderung lebih jarang masuk rumah sakit lagi karena infeksi pernafasan.
Ikatan emosional antara ibu dan bayi saat menyusui dianggap berkontribusi dalam meningkatkan kecerdasan otak tersebut. Namun kandungan asam lemak dalam ASI-lah yang diduga memainkan peranan terpenting.
● Mencegah obesitas pada anak
Pemberian ASI dianggap sebagai salah satu cara yang tepat untuk mengurangi risiko obesitas saat anak berajak remaja dan dewasa. Diungkap oleh American Academy of Pediatric, efek paling kuat diperoleh anak yang mendapatkan ASI eksklusif. Semakin lama bayi disusui, semakin kuat efek tersebut.
Para ahli melakukan analisis dari 17 penelitian yang diterbitkan dalam “American Journal of Epidemiology” dan menyimpulkan beberapa alasan di balik kaitan ini. Pertama, bayi yang disusui memiliki pola makan lebih sehat karena rasa lapar mereka terpuaskan saat kecil.
Kedua, ASI memiliki insulin lebih rendah yang dapat menstimulasi pembentukan lemak dibandingkan susu formula. ASI juga mengandung lebih banyak leptin, hormon yang diyakini dapat mengatur nafsu makan dan lemak. Berat badan bayi dengan susu formula pun cenderung meningkat lebih banyak di minggu pertamanya setelah dilahirkan dibandingkan bayi yang diberi ASI.
● Menurunkan risiko sindrom kematian mendadak pada bayi
Sindrom kematian mendadak pada bayi (Inggris: SIDS) merupakan salah satu hal yang sangat ditakuti para orang tua. Berbagai penelitian dilakukan untuk menyelidiki sindrom yang umumnya menyerang bayi di bawah usia 1 tahun ini. Meski belum diketahui secara pasti penyebabnya, pusat Disease Control and Prevention America menyarankan pemberian ASI untuk menurunkan risiko SIDS.
Penelitian berskala besar di Jerman tahun 2009 lalu juga menyarankan hal yang sama. Para ahli mengatakan bahwa pemberian ASI, baik eksklusif maupun tidak, berkaitan dengan rendahnya kejadian SIDS. Mereka menyimpulkan bahwa pemberian ASI eksklusif di usia 1 bulan dapat menurunkan risiko SIDS hingga setengahnya. Sedangkan National Institute of Environmental Health Science mengatakan bahwa risiko kematian bayi yang diberi ASI di umur 28 hari – 1 tahun lebih rendah 20% daripada mereka yang tidak.
Post a Comment